• Login
Resensi.id
  • Beasiswa
    • Beasiswa Go-Book
    • Beasiswa Go-Read
    • Beasiswa Go-Res
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Peresensi
No Result
View All Result
  • Beasiswa
    • Beasiswa Go-Book
    • Beasiswa Go-Read
    • Beasiswa Go-Res
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Peresensi
No Result
View All Result
Resensi.id
No Result
View All Result

Che Guevara Sebagai Ekonom Sosalis

admin oleh admin
9 Desember 2019
kategori ekonomi, Politik, sejarah
0
0
SHARES
3
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Judul Buku   : Ekonomi Revolusi Che Guevara
Pengarang     : Helen Yaffe

Penerbit        : Marjin Kiri
Cetakan        : Juni 2015
Tebal Buku   : i-xii+523 hlm
Peresensi      : Fathan Zainur Rosyid

Bagi sidang pembaca yang kurang familiar dengan nama Ernesto “Che” Guevara silahkan ketik namanya di mesin pencarian google dan sejenisnya. Sudah sangat banyak artikel yang menjelaskan sepak terjangnya sebagai seorang gerilyawan revolusioner, berbagai aksinya memimpin pembebasan masyarakat Amerika Latin, khusunya dalam membantu Fidel Castro menggulingkkan kepimimpinan Batista, seorang diktator  Kuba.
Tetapi tidak banyak yang menulis tentang bagaimana kontribusi Che pasca revolusi Kuba, terkhusus perannya ketika menjabat sebagai menteri perindustrian (MININD). Disitu Che bergulat dengan berbagai tantangan alot untuk mencapai transisi masyarakat sosialis. Mulai dari blokade AS dan sekutunya, banyaknya profesional yang kabur pasca revolusi, upaya peningkatan produktifitas kerja, hingga bagaimana mengubah stuktur corak produksi kapitalis menuju sosialis dst.
Adalah Helen Yaffe penulis buku “Ekonomi Revolusi Che Guevara”, menempatkan sosok Che bukan “hanya” sebagai pemimpin pemberontakan pembebasan yang revolusioner semata, melainkan menempatkannya sebagai seorang ekonom, pemikir, dan pengambil kebijakan. Saya pribadi menilai walaupun judulnya ekonomi revolusi, buku ini mengulas lebih jauh peran Che dilintas sektor mulai pendidikan, militer, industri hingga perbankan. Singkatnya bagaimana peran Che membangun Negara Sosialis.
Dalam membangun ekonomi sosialis di Kuba Che menempuh tiga jalur “ijtihad”. Pertama, kajian atas sistem kapitialis berdasarkan analisis Marx, lalu keterlibatannya dalam perdebatan ekonomi sosialis zaman itu serta upaya mencari jalan lain untuk mencapai kemajuan administratif dan teknologis perusahaan–perusahaan kapitalis (. 5).

Kritik Che Terhadap Manual Ekonomi – Politik Soviet.
Sepanjang perjalanan panjang perjuangan transisi masyarakat sosialis. Awalnya Che melaksanakan konsolidasi revolusi hingga lahirnya SFP (Sistema de Financiamiento Presupuestario) atau sistem pembayaran beranggaran sebagai upaya awal menegasikan kontradiksi–kontradiksi struktural ekonomi kapitalisme. Membasmi faksi-militer kanan, membentuk UU reforma agraria dan merangkul semua elemen lintas kelas termasuk NGO–NGO reformis untuk menata ulang Kuba. 
Dalam perjalananannya Che bersama SFP-nya nyata-nyata tidak mulus begitu saja. Beberapa kawan-kawannya menolak sistem SFP dan bersih kukuh pada sistem AFS (Auto Financing System) sebuah sistem buatan soviet yang membuka ruang desentralisasi dan otononmi finansial bagi perusahaan. Perdebatan di atas dikenal dengan istilah Debat Akbar.
Perdebatan di atas juga yang kelak membawa Che menuliskan kritiknya atas Manual Ekonomi –Politik Soviet sebuah catatan panduan ekonomi sosialis Soviet. Antara tahun 1965-1966 ia menyumbangkan catatan teoritisnya. Kritiknya jelas semata –mata untuk tujuan membangun.
Ia yakin bahwa kritiknya mampu menerangi bahaya sistem “hibrida” sosialisme pasar ala ASF. Manual Ekonomi politik Soviet baginya merupakan perubahan –perubahan yang dipaksakan oleh pragmatisme dan kurangnya analisis ilmiah. Walaupun catatan teoritiknya sudah dipraktekkannya di Kuba, artinya ia mendapatkan ruang bebas membuat eksperimentasi ekonomi politik, tetapi tidak demikian di luar.
Konteks perpecahan China-Soviet waktu itu membuat pelabelan politis marak terjadi. Sementara kekritisan Che menghasilkan label Trotskyis dan Mois. Sebuah labeling yang merusak persaudaraan negara-negara Sosialis. “Tidak mungkin memadamkan opini dengan main hajar-itulah persisnya yang membunuh segala perkembangan, pembangunan kecerdasan secara bebas” keluhnya (h. 411).
Pelajaran historis yang bisa kita petik adalah kekhwatiran Che terbukti, kapitalisme kini kembali ke semua negara blok Soviet, namun Kuba mengantisipasinya lewat catatan teoritis Che. Sobre La Marcha (belajar sambil “berjalan”) itulah semangat yang ditanamkan Che dalam membangun transisi masyarakat sosialis Kuba. Ketekunan menjadi kunci!
Penting dicatat disini bahwa penulis buku ini melakukan riset dengan semangat kehati-hatian supaya tidak terjebak pada apa yang disebut sebagai “Kubanologi”, yakni sebuah mazhab akademis yang berperan sentral dalam perang ideologis melawan sosialisme Kuba. Akar Kubanologi ini bersumber dari kalahnya invasi AS di Teluk Babi tahun 1961, yang membuktikan bahwa revolusi telah mencapai taraf keutuhan tertentu.
Proyek ini diorganisir oleh Biro Riset Operasi Khusus di Universitas Amerika bekerja sama dengan CIA untuk tujuan menggerogoti Revolusi dan untuk mencitrakan revolusi secara negatif bagi pemirsa global (h. 6).
Disaat arah ideologi ekonomi global semakin kapitilistik-liberalis dan dipandu jalan pasar, hal itu menunjukkan paradoksnya, yakni efek destruktif di segala lini kehidupan. Kondisi daya dukung ekologi semakin rentan, kesenjangan ekonomi, pelanggaran HAM dst. Bagi sidang pembaca yang mendambakan jalan revolusi tapi miskin imajinasi pasca revolusi mau ngapain, buku ini adalah salah satu jawaban yang menawarkan detail perjuangan membangun masyarakat sosialis tersebut. Malah semangat praktiknya cocok dengan falsafah negara kita, Pancasila. Kalau kalian tidak percaya silahkan baca bukunya dan mari berdiskusi.

Judul Buku   : Ekonomi Revolusi Che Guevara
Pengarang     : Helen Yaffe

Penerbit        : Marjin Kiri
Cetakan        : Juni 2015
Tebal Buku   : i-xii+523 hlm
Peresensi      : Fathan Zainur Rosyid

Bagi sidang pembaca yang kurang familiar dengan nama Ernesto “Che” Guevara silahkan ketik namanya di mesin pencarian google dan sejenisnya. Sudah sangat banyak artikel yang menjelaskan sepak terjangnya sebagai seorang gerilyawan revolusioner, berbagai aksinya memimpin pembebasan masyarakat Amerika Latin, khusunya dalam membantu Fidel Castro menggulingkkan kepimimpinan Batista, seorang diktator  Kuba.
Tetapi tidak banyak yang menulis tentang bagaimana kontribusi Che pasca revolusi Kuba, terkhusus perannya ketika menjabat sebagai menteri perindustrian (MININD). Disitu Che bergulat dengan berbagai tantangan alot untuk mencapai transisi masyarakat sosialis. Mulai dari blokade AS dan sekutunya, banyaknya profesional yang kabur pasca revolusi, upaya peningkatan produktifitas kerja, hingga bagaimana mengubah stuktur corak produksi kapitalis menuju sosialis dst.
Adalah Helen Yaffe penulis buku “Ekonomi Revolusi Che Guevara”, menempatkan sosok Che bukan “hanya” sebagai pemimpin pemberontakan pembebasan yang revolusioner semata, melainkan menempatkannya sebagai seorang ekonom, pemikir, dan pengambil kebijakan. Saya pribadi menilai walaupun judulnya ekonomi revolusi, buku ini mengulas lebih jauh peran Che dilintas sektor mulai pendidikan, militer, industri hingga perbankan. Singkatnya bagaimana peran Che membangun Negara Sosialis.
Dalam membangun ekonomi sosialis di Kuba Che menempuh tiga jalur “ijtihad”. Pertama, kajian atas sistem kapitialis berdasarkan analisis Marx, lalu keterlibatannya dalam perdebatan ekonomi sosialis zaman itu serta upaya mencari jalan lain untuk mencapai kemajuan administratif dan teknologis perusahaan–perusahaan kapitalis (. 5).

Kritik Che Terhadap Manual Ekonomi – Politik Soviet.
Sepanjang perjalanan panjang perjuangan transisi masyarakat sosialis. Awalnya Che melaksanakan konsolidasi revolusi hingga lahirnya SFP (Sistema de Financiamiento Presupuestario) atau sistem pembayaran beranggaran sebagai upaya awal menegasikan kontradiksi–kontradiksi struktural ekonomi kapitalisme. Membasmi faksi-militer kanan, membentuk UU reforma agraria dan merangkul semua elemen lintas kelas termasuk NGO–NGO reformis untuk menata ulang Kuba. 
Dalam perjalananannya Che bersama SFP-nya nyata-nyata tidak mulus begitu saja. Beberapa kawan-kawannya menolak sistem SFP dan bersih kukuh pada sistem AFS (Auto Financing System) sebuah sistem buatan soviet yang membuka ruang desentralisasi dan otononmi finansial bagi perusahaan. Perdebatan di atas dikenal dengan istilah Debat Akbar.
Perdebatan di atas juga yang kelak membawa Che menuliskan kritiknya atas Manual Ekonomi –Politik Soviet sebuah catatan panduan ekonomi sosialis Soviet. Antara tahun 1965-1966 ia menyumbangkan catatan teoritisnya. Kritiknya jelas semata –mata untuk tujuan membangun.
Ia yakin bahwa kritiknya mampu menerangi bahaya sistem “hibrida” sosialisme pasar ala ASF. Manual Ekonomi politik Soviet baginya merupakan perubahan –perubahan yang dipaksakan oleh pragmatisme dan kurangnya analisis ilmiah. Walaupun catatan teoritiknya sudah dipraktekkannya di Kuba, artinya ia mendapatkan ruang bebas membuat eksperimentasi ekonomi politik, tetapi tidak demikian di luar.
Konteks perpecahan China-Soviet waktu itu membuat pelabelan politis marak terjadi. Sementara kekritisan Che menghasilkan label Trotskyis dan Mois. Sebuah labeling yang merusak persaudaraan negara-negara Sosialis. “Tidak mungkin memadamkan opini dengan main hajar-itulah persisnya yang membunuh segala perkembangan, pembangunan kecerdasan secara bebas” keluhnya (h. 411).
Pelajaran historis yang bisa kita petik adalah kekhwatiran Che terbukti, kapitalisme kini kembali ke semua negara blok Soviet, namun Kuba mengantisipasinya lewat catatan teoritis Che. Sobre La Marcha (belajar sambil “berjalan”) itulah semangat yang ditanamkan Che dalam membangun transisi masyarakat sosialis Kuba. Ketekunan menjadi kunci!
Penting dicatat disini bahwa penulis buku ini melakukan riset dengan semangat kehati-hatian supaya tidak terjebak pada apa yang disebut sebagai “Kubanologi”, yakni sebuah mazhab akademis yang berperan sentral dalam perang ideologis melawan sosialisme Kuba. Akar Kubanologi ini bersumber dari kalahnya invasi AS di Teluk Babi tahun 1961, yang membuktikan bahwa revolusi telah mencapai taraf keutuhan tertentu.
Proyek ini diorganisir oleh Biro Riset Operasi Khusus di Universitas Amerika bekerja sama dengan CIA untuk tujuan menggerogoti Revolusi dan untuk mencitrakan revolusi secara negatif bagi pemirsa global (h. 6).
Disaat arah ideologi ekonomi global semakin kapitilistik-liberalis dan dipandu jalan pasar, hal itu menunjukkan paradoksnya, yakni efek destruktif di segala lini kehidupan. Kondisi daya dukung ekologi semakin rentan, kesenjangan ekonomi, pelanggaran HAM dst. Bagi sidang pembaca yang mendambakan jalan revolusi tapi miskin imajinasi pasca revolusi mau ngapain, buku ini adalah salah satu jawaban yang menawarkan detail perjuangan membangun masyarakat sosialis tersebut. Malah semangat praktiknya cocok dengan falsafah negara kita, Pancasila. Kalau kalian tidak percaya silahkan baca bukunya dan mari berdiskusi.
Previous Post

Tipologi dan Respon Terhadap Informasi Menurut al-Quran

Next Post

Saat Setan Lebih Baik Melakukan Demokratisasi Dibanding Manusia

Next Post

Saat Setan Lebih Baik Melakukan Demokratisasi Dibanding Manusia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagaimana Islam Memandang Aborsi, Childfree dan Perempuan Pencari Nafkah untuk Suaminya?

Bagaimana Islam Memandang Aborsi, Childfree dan Perempuan Pencari Nafkah untuk Suaminya?
oleh admin
17 Oktober 2025
0
ShareTweetSendShare

Apakah Perempuan Sekarang Sudah Menjadi Sarinah Seperti yang Soekarno Impikan?

Apakah Perempuan Sekarang Sudah Menjadi Sarinah Seperti yang Soekarno Impikan?
oleh admin
27 Desember 2024
1
ShareTweetSendShare

Panduan Menulis Resensi Buku

Panduan Menulis Resensi Buku

Panduan Menulis Resensi Buku

oleh admin
19 Desember 2024
0
ShareTweetSendShare

Definisi Moral, Apa Sih Itu?

Definisi Moral
oleh admin
13 Desember 2024
0
ShareTweetSendShare

"Baca Apa Yang Ingin Kamu Baca"

Menu

Penulis

Kontak

Daftar

Menjadi Penulis

Syarat Ketentuan

Privacy Policy

Copyright © 2023 Resensi.id. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Beasiswa
    • Beasiswa Go-Book
    • Beasiswa Go-Read
    • Beasiswa Go-Res
  • Resensi
    • Resensi Buku
    • Resensi Film
  • Peresensi

© 2022 Resensi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In